ABSTRAK
Penelitian
berjudul Revitalisasi Akseptor Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Manggarai
ini didasarkan atas persoalan animo masyarakat di Kabupaten Manggarai yang
rendah dalam mengikuti program Keluarga Berencana sementara lajur pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Manggarai termasuk urutan ketiga tertinggi di Provinsi
NTT. Penelitian ini bertujuan untuk ; 1) mengetahui
keberhasilan program KB di Kabupaten Manggarai,
2) mengetahui animo masyarakat di Kabupaten Manggarai menjadi akseptor
KB, 3) mengetahui faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan program KB di Kabupaten Manggarai, 4)
mengindentifikasi dan menemukan adanya kearifan lokal yang mendukung program KB
di Kabupaten Manggarai.
Penelitian
ini akan mengkaji seputar pelaksanaan program KB dengan berbagai tingkat
keberhasilannya serta mengetahui keberadaan kearifan lokal yang mendukung
pelaksanaan program KB. Penelitian yang akan berlangsung selama tiga bulan akan
dilaksanakan di Kabupaten Manggarai. Keseluruhan pendekatan dalam menjawab
tujuan dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif merujuk pada berbagai
persoalan dilapangan. Alat analisis yang digunakan adalah memberikan pembobotan
dan penskoran terhadap berbagai variable, subvariabel dan indikator yang
disediakan. Merujuk pada instrument penelitian yang disiapkan maka akan
dilakukan penjajakan melalui wawancara dan observasi lapangan untuk mengetahui
berbagai persoalan dilapangan.
Kesenjangan nilai pengharapan atas
pelaksanaan program mencapai 32,6% karena minimnya motifasi partisipasi akseptor
yang dibatasi budaya lokal. Faktor eksternal
yaitu pendidikan formal dan informal, pengetahuan tentang KB serta kearifan
lainnya yang tidak memungkinkan pelaksanaan KB berjalan baik sehingga angka
harapan mengalami kesenjangan sebesar 37,3% bagi variabel predisposisi. Dukungan Pemerintah Kabupaten Manggarai melalui sistem
koordinasi lintas sektoral menghasilkan nilai positif untuk variabel enebling yang mencapai angka harapan
81,77% menuju kondisi ideal. Ketimpangan sistem dan prosedur serta mekanisme
pelayanan oleh petugas karena ketidaktransparanan pelaksnaaan program
mengakibatkan akurasi nilai harapan variabel renforcing hanya mencapai 68,82% dari nilai ideal sehingga
dibutuhkan sebuah kearifan lokal yang dapat mengakomodir kebutuhan budaya dalam
keberhasilan program KB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar