Kamis, 09 Juli 2015

Rekayasa Model Manajemen Lingkungan dengan Mengoptimalkan Peran Pemulung (Scanvenger) dalam Pengendalian Sampah Domestik di Kota Kupang



Pendekatan spasial menjadi dasar dalam perencanaan pengembangan wilayah dan perkotaan namun hal yang menjadi pertimbangan utama adalah pengelolaan lingkungan dan sumberdaya alam untuk kepentingan pembangunan harus berwawasan lingkungan. Konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan harus diterapkan dalam grand design pengembangan perkotaan sehingga ancaman sampah perkotaan perlu manajemen yang ideal agar tidak terjadi kerusakan lingkungan di perkotaan. Perubahan paradigma pembangunan yang berwawasan lingkungan harus dimiliki semua komponen pembangunan sehingga keterlibatan secara holistik dalam pembangunan patut diperhatikan termasuk pemulung dalam pengendalian sampah perkotaan secara terpadu. Pilihan terhadap topik ini bertujuan untuk; 1) Menganasir jumlah timbulan sampah domestik dari penduduk di Kota Kupang, 2) Menganalisa proses pengolahan, pengelolaan dan pengendalian sampah domestik oleh Pemerintah Kota Kupang, 3) Menganalisa peran pemulung dalam pengendalian sampah domestik di Kota Kupang, dan 4) Merancang permodelan manajemen pengendalian sampah domestik yang dapat diterapkan di Kota Kupang
Teori yang dirujuk sebagai bahan pembanding dan penopang diantaranya; teori pembangunan berkelanjutan, teori pengendalian sumberdaya alam, teori pengembangan wilayah dan kota, dan teori manajemen lingkungan. Pencapaian tujuan dimaksud menggunakan pola studi kepustakaan yang melibatkan narasumber dan komunitas berkompeten, observasi lapangan, wawancara, FGD, dan dokumentasi. Data ditabulasi kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis geometrik akumulatif, analisis diagram radar, analisis pohon masalah, dan analisis komparasi konstan dalam pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Luaran penelitian diharapkan dapat menghasilkan model pengendalian sampah terpadu bagi wilayah perkotaan. Rekayasa model melibatkan berbagai elemen terstruktur maupun tidak terstruktur dan dibangun dalam ruang perkotaan dalam relatifitas waktu yang dapat ditolerir sehingga kedepan luaran model ini dapat dijadikan pedoman dalam upaya pengendalian sampah perkotaan ditempat lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar