Kamis, 03 Mei 2018

Ringkasan Disertasi


RINGKASAN

HAMZA H. WULAKADA, NIM: 137150100111012, Program Doktor Ilmu Lingkungan, Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang, Malang,  Maret 2018, “Dimensi Filsafat Lingkungan Burung Garuda Sebagai Simbol Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara Indonesia, Promotor: Prof. Dr. Abdul Hakim.M.Si, Ko-Promotor: Prof. Dr. Ir. Sugiyanto, MS dan Prof. Dr. Isrok, SH., M.Hum.
Tinjauan ekologis terhadap keberadaan Burung Garuda sebagai lambang negara Indonesia penting untuk dikaji karena realitasnya terjadi krisis multidimensi yang melanda berbagai komponan bangsa. Filsafah hidup Burung Garuda belum dikaitkan secara metodologis dengan filsafat Pancasila sehingga ideologi bangsa tidak termanivestasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian ini bertujuan untuk; 1) Menganalisa proses sejarah memilih Burung Garuda sebagai lambang negara, 2) Menganalisa pemaknaan publik terhadap Burung Garuda dalam tinjauan mitologi, semiotik dan lingkungan empirik, 3) Menganalisa relevansi Burung Garuda dengan falsafah Pancasila, 4) Menyusun desain pembelajaran yang efektif tentang filsafat hidup Burung Garuda bagi pelajar dan mahasiswa.
Teori yang dirujuk diantaranya; historiografi, mitos-ritual, morfologi-fisiologi dan interaksi simbolik. Perolehan data melalui studi kepustakaan [sekunder] serta observasi lapangan dan diskusi terbatas yang melibatkan narasumber ahli berkompeten [primer] sehingga menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Fokus penelitiannya tertuju pada jenis burung yang diidentikan sebagai burung garuda untuk memperhatikan pola adaptasinya terhadap lingkungan kemudian diilustrasikan menggunakan pendekatan semiotik dan dikonsepsikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia.
Sejarahnya burung garuda adalah mitos kepercayaan Hindu yang diadopsi dari perkembangan peradaban bangsa, dijadikan lambang negara pasca proklamasi kemerdekaan kemudian dikonsensuskan secara terbatas dalam dinamika kebangsaan. Proses pemilihannya dimulai dengan tahapan persiapan kepanitiaan, perancangan, legitimasi, sosialisasi dan peneguhan. Konsensus dilakukan untuk mendapatkan pengakuan publik dengan mengubah substansi bentuk aslinya sehingga menghasilkan sosok Garuda Pancasila dari dimensi mitos menjadi elang rajawali.
Unsur kebaharuannya terletak pada dimensi pemaknaan lambang negara yang sebelumnya merupakan bagian dari objek mitologi, memiliki kemiripan jenis dan bentuk [pendekatan morfologi-fisiologi] dengan burung elang rajawali. Realitasnya kini belum ada pembuktian otentik yang mematenkan hak cipta lambang Negara Indonesia sehingga penting untuk dilakukan langkah hukum untuk menentukan objek empirik dari garuda yaitu elang rajawali menjadi makhluk penjelmaan garuda. Memaknai simbol lambang Negara Garuda Pancasila menjadi penting karena tanpa pemberian makna terhadap objek-objek budaya yang telah diwariskan satu generasi sebelumnya, maka karya-karya yang dihasilkan akan hilang dalam peradaban manusia kelaknya.
Lambang negara Garuda Pancasila dapat dimaknai melalui berbagai pendekatan yaitu makna konotatif (mitos) dan makna denotatif (visual) terutama merujuk pada objek empirik elang rajawali sehingga dimensi filsafat dapat merasionalkan makna dan nilai ke-Indonesia-an dalam lambang negara. Rekomendasi teoritiknya adalah; [1] nilai kebenaran sejarah bersifat relatif tergantung kekuasaan yang mengendalikannya, [2] konsensus dapat saja tidak menjangkau ruang publik seutuhnya dalam waktu seketika karena berbagai pertimbangan situasional, [3] paradigma mitologi yang dikultuskan dapat dihilangkan nilai keyakinannya dengan memunculkan objek rasional baru yang dilakukan secara massif dan sistematis, dan [4] interaksi simbolik yang seharusnya mewakili identitas pengguna simbol ternyata tidak sepenuhnya berlaku untuk objek komunal kecuali adanya kesepakatan baru yang bersifat universal. Oleh karena hidup harus bermakna maka peneguhan falsafah elang rajawali menjadi objek rasional yang efektif dijelaskan kepada peserta didik agar memahami, meyakini dan mengamalkan Pancasila melalui kebanggan terhadap lambang garuda.

Kata Kunci : Burung Garuda, Mitos, Histori, Morfologi, Interaksi Simbolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar