Senin, 08 Agustus 2016

OUT LINE BUKU

Pengantar Penulis
Alhamdulillahhi robbil’alamin, segala pujian hanya bagi Allah SWT atas segala Rahmat, Rahim serta keridloaan-Nya sehingga tulisan ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan selalu pada junjungan Rosulullah SAW atas kehadirannya menghantarkan Islam bagi kita sekalian dalam menapaki lajur keabdian kita sebagai hamba Allah. Amien.
Kemerdekaan berkumpul, berpikir ...
Kutipan surat Ash Shofh [

Buku ini tersusun atas keresahan personal kami saat mengamati degradasi mission HMI yang banyak di-soal-kan para pendahulu bahwa kondisi HMI saat ini sangat dipengaruhi oleh pola pengkaderan yang dimiliki. Terkadang kita mendengar keluhan para senior [alumni HMI] membanding-bandingkan HMI masa mereka dan HMI hari ini, saya berada pada pilihan yang tidak ilmiah karena perbedaan [kemajuan-kemunduran, baik-buruk] setiap fase kepemimpinan tentunya juga dipengaruhi oleh berbagai aspek, terkhusus kemampuan manajemen pemimpinnya. Para pemikir muda HMI seperti ----- juga mensintesa kondisi kekinian juga diakibatkan karena faktor eksternal yaitu ketidakmampuan HMI secara kelembagaan menghadapi dinamika dan persaingan eksternal. Beberapa lainnya berpendapat bahwa --- Pola Pengkaderan sudah tidak lagi mampu mengakomodir tuntutan pasar, atau sederhananya dibahasakan bahwa Pola Pengkaderan HMI hari ini seharusnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan kadernya sesaat berjalannya jenjang pengkaderan di HMI, juga diharapkan mampu membekas dalam pola pikir dan pola tindak kadernya setelah tidak ber-HMI lagi.
Saya pada posisi mengamini semua simpulan dimaksud namun pada sisi lain, saya cenderung tidak sepakat dengan beberapa senior yang cenderung mengkritisi kondisi Pengkaderan HMI hari ini tanpa menyuplai solusi konstruktif untuk perbaikannya. Keresahan saya beberapa kali menyaksikan pola pengkaderan di internal HMI Cabang Kupang, kemudian follow up dari jenjang pengkaderan hingga pada kondisi para alumni muda yang berada dalam persimpangan didalam komunitas sosial barunya membuat saya bertanya.... ”apakah mereka tidak disiapkan seperti dulu HMI menyiapkan kami”. Simpulan sementara masih tetap berkutat sekitar faktor kemampuan individual karena pola pengkaderan HMI secara nasional relatif telah  mengalami berbagai kemajuan [perbaikan]. Merujuk dari berbagai pengalaman pribadi kami dalam memberikan pendampingan [pelatihan] dengan berbagai pihak maka saya berniat untuk mencurahkan sedikit pengalaman ini agar publik HMI dan KAHMI bisa membantu menyempurnakannya, dan kelaknya akan menjadi suatu solusi kongkrit dalam menopang pola pengkaderan yang kini telah digunakan dalam HMI.
Akhirnya, ucapan terima kasih saya sampaikan pada berbagai pihak yang telah berkenan mengkontribusikan ide dan pemikirannya, dalam bentuk tulisan maupun lisan, moril maupun material. Keikhlasan pengorbanan para pihak adalah bukti kecintaan kita bersama dalam menata organisasi kebanggaan kita ini demi terwujudnya 5 [lima] kualitas insan cita yang tertuang dalam tujuan HMI. Permohonan maaf atas ketidak sempurnaan tulisan ini, olehnya usul saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan agar tulisan ini mampu memberikan perubahan mandasar dalam pola pengkaderan HMI maupun sebagai refleksi bersama membangun komunitas hijau-hitam yang kian membaik.
Wabillahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuhu.

Kupang, ____ Pebruari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar