Selasa, 11 Agustus 2015

Geografi ; PETA

A. Pengertian Peta :
Peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi atau benda angkasa digambar pada bidang datar

B. Macam-macam Peta

Macam-macam peta dapat ditinjau dari jenis, skala, isi, tujuannya.
1.      Ditinjau dari jenisnya
Ditinjau dari jenisnya, peta dibedakan menjadi dua, yaitu peta foto dan peta garis/grafis. Peta foto ialah peta yang dihasilkan dari mozak foto udara atau ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda. Peta garis ialah peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
2.      Ditinjau dari skalanya
Berdasarkan skalanya, peta dapat diklasifikaskan menjadi lima, yaitu :
a.    Peta kadaster, berskala 1:100 s/d 1:5.000. peta-peta tanah dan peta dalam sertifikat tanah.
b.    Peta skala besar, berskala 1:5.000. s/d 1: 250.000.
c.    Peta skala sedang, 1: 250.000 s/d 1:500.000. .
d.    Peta skala kecil, berskala 1: 500.000 s/d 1 : 1.000.000.
e.    Peta skala geografis/ kecil dari 1: 1.000.000, benua, atau dunia.
3. Ditinjau dari informasinya
a.  Peta Umum/Peta Ikhtisar. = Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah.
b. Peta Khusus/ Peta Tematik =. menggambarkan penampakan-penampakan tertentu dipermukaan bumi saja.

C. Unsur-unsur / komponen Kelengkapan Peta

Bagian-bagian pokok peta antara lain sebagai berikut.
1. Judul Peta.
2. Garis Astronomis.
3. Inset.
4. Garis Tepi Peta.
5. Skala Peta
6. Sumber Peta
7. Tahun Pembuatan.
8. Mata Angin.
9. Simbol Peta :
a. Simbol Titik
Terdiri atas simbol geometrik, simbol piktorial, dan simbol huruf/angka.
1) simbol geometrik adalah simbol yang menggunakan gambar – gambar geometrik (segitiga, lingkaran, persegi) simbol ini kurang ada kemiripan dengan obyek di lapangan.
2) Simbol piktorial / gambar adalah simbol yang menggunakan gambar sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan (Kapal terbang = bandara, jangkar = pelabuhan laut).
3) Simbol huruf / angka adalah simbol yang menggunakan huruf atau angka.  
b. Simbol garis.
Simbol ini terutama digunakan untuk mewakili obyek yang memanjang (rel kereta api, garis kontur, batas administrasi).
c. Simbol wilayah / luasan
Digunakan untuk menunjukkan luas (panjang / lebar). (persawahan)
d. Simbol warna. 
Digunakan untuk menunjukkan wilayah tetapi berupa warna-warna tertentu.
10. Warna Peta
Warna dalam peta mencirikan keadaan objek tertentu, misalnya : warna biru untuk lautan/perairan, hijau untuk dataran rendah, kuning untuk dataran tinggi, coklat untuk pegunugan/gunung yang tinggi, merah untuk bentang hasil budi daya manusia, dan putih untuk puncak pengunungan salju. Dalam penggunaan warna ada kalanya menggunakan warna gradual, artinya warnanya sama tetapi tua mudanya berbeda. Contoh : laut memakai warna biru. Semakin dalam lautnya maka warnanya semakin tua.
11. Legenda
Legenda adalah keterangan dari symbol-simbol peta yang digunakan agar lebih mudah dipahami pembaca. Pada umumnya, legenda terletak di sisi kiri atau kanan bagian bawah suatu peta dan sebaiknya didalam garis tepi peta. Penempatan legenda ini murni didasarkan pada pendekatan kreativitas dan nilai keindahan seni kartografinya.
12. Lettering
Lettering adalah semua tulisan dan angka-angka yang tertera dalam suatu peta. Lettering juga berfungsi untuk mempertegas arti dar symbol-simbol yang ada. Lettering ini jangan terlalu banyak dan biasanya ditulis dengan huruf cetak kecil yang representative terhadap besarnya peta.
13. Jenis huruf Lettering
Pada dasarnya, setiap penamaan symbol atau kenampakan alam selalu digunakan huruf-huruf standar.
  1. Judul peta ditulis dengan huruf cetak besar yang tegak. Tinggi huruf disesuaikan dengan besar peta.
  2. Kenampakan di air misalnya sungai, laut, danau, rawa menggunakan huruf bersirip dan miring, besar kecilnya berdasarkan strategisnya.
  3. Tulisan sungai ditulis memanjang sesuai dengan arah sungai. Untuk penulisan dapat diletakkan di bagian atas atau bawah sungai dengan jenis miring/italic.
  4. Legenda ditulis dengan huruf cetak kecil dan diatur supaya baik untuk dilihat.
  5. Kota-kota besar ditulis dengan huruf tegak dan cetak, lebih kecil dari judul peta. Untuk kota-kota kecil hurufnya juga harus lebih kecil lagi.

D. Skala Peta

            Skala peta adalah angka yang menunjukan perbandingan jarak di peta (gambar) dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya, dalam peta tercantum skala 1:7.000.000 berarti tiap-tiap jarak 1 cm di peta, sama dengan jarak 7.000.000 cm di lapangan. Pada setiap peta harus dicantumkan skalanya agar setiap orang dapat mengetahui pengecilannya sampai berapa kali.
  1. Dalam kartografi (ilmu yang mempelajari tentang perpetaan) skala dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berkut :
a. Skala pecahan (numeric scale), yaitu skala yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dan jarak yang sebenarnya di lapangan, yang dinyatakan dengan angka pecahan.
Contoh : Penulisan 1:100.000 untuk perbandingan 1 satuan di peta mewakili 100.000 satuan pada keadaan sebenarnya. Contoh Negara yang menggunakan system ini adalah Indonesia.
b. Skala Inci (verbal scale), yaitu skala yang menunjukkan jarak inci di peta sesuai dengan sejumlah mil di lapangan.
Contoh : 1 inci = 4 mil. Artinya 1 inci dalam peta = 4 mil dilapangan. Contoh Negara yang menggunakan system ini adalah Amerika.
c. Skala grafik (graphic scale), yaitu skala yang ditunjukan dengan garis lurus, yang dibagi-bagi dalam bagian yang sama. Setiap bagian menunjukkan acuan panjang yang sama pula.
     Contoh : 
                              1 cm = 1,8 km
                              5 cm = 9 km

  2. Cara menentukan skala
Bagamana kalau dalam sebuah peta tidak ada skalanya? Peta tersebut dapat ditentukan dengan berbagai cara, misalnya sebagi berikut.
a. Membandingkannya titik-titik di peta dengan titik-titik di lapangan.
Contoh : jarak A-B di peta = 10 cm, lalu jarak A-B di lapangan diukur, ternyata jaraknya 10 kilometer. Jadi, skala10 cm : 1.000.000 cm atau   1 : 100.000

b. Membandingkannya dengan peta lain atau potret udara yang sudah ada skalanya untuk kenampakan yang sama.
Misalnya : jarak A-B = 10 cm, tetapi skalanya tidak ada. Lalu, kita bandingkan dengan jarak A-B pada peta lain berskala 1: 50.000. ternyata jarak A-B = 20 cm.
      10 x X = 20 x 50.000
      10 x X = 1.000.000
              X
Jadi, skala peta adalah 1 : 100.000

c. Memperhitungkan selisih derajat lintang atau bujur.
Kita telah mengetahui bahwa 10 = 111 km
Hal ini berarti 600 = 111 km
A   
B   
Misalkan jarak A-B pada peta = 10 cm, maka jarak sebenarnya adalah 400 22’ - 400 20’. Padahal 10 = 60’ = 111 km2’ = 2/60 x 111 km = 3,7 km, berarti 10 cm di peta sama dengan 370.000 cm di lapangan sehingga skalanya 1 : 370.000/10 = 1 : 37.000.

E. Proyeksi Peta

Bentuk permukaan bumi yang seperti permukaan bola jika digambarkan pada kertas/ bidang datar pasti akan mengalami kesalahan-kesalahan. Untuk menghindari atau memperkecil kesalahan, maka dipilihlah cara penggambaran dengan proyeksi. Yang disebut proyeksi peta adalah cara pemindahan lintang/bujur pada lengkungan permukaan bumi ke bidang datar.  Agar peta dapat berfungsi dengan baik, tiga persyaratan pokok berikut harus dipenuhi dalam memilih jenis proyeksi :
a.    Conform     : berarti berbentuk bidang daerah, pulau, benua yang digambar
                          pada peta harus sesuai dengan bentuk aslinya di alam.
b.    Equivalent   : Berarti daerah-daerah atau bidang-bidang yang digambarkan
                          harus sama luas dengan apa yang terdapat di lapangan.
c.    Ekuidistant  : berarti jarak-jarak yang digambarkan peta tepat perbandingannya
                          dengan keadaan jarak-jarak sesungguhnya.
            Berdasarkan proyeksinya, peta digolongkan atas 4 golongan, yaitu proyeksi zenithal (azimuthal), proyeksi silinder (cylindris), proyeksi kerucut (conic), dan proyeksi unik (unique).
a.    Proyeksi zenithal adalah bidang proyeksi berupa bidang datar yang menyingung bola pada kutub, ekuator atau di sembarang tempat yang terletak antara ekuator dan kutub. Proyeksi ini paling baik untuk menggambarkan daerah disekitar ekuator.
b.    Proyeksi silinder adalah semua pararel merupakan garis horizontal dan semua meridian berupa garis lurus vertical. Proyeksi ini paling tepat menggambarkan daerah ekuator sebab kearah kutub terjadi pemanjangan garis (pemekaran)
Keuntungan proyeksi silinder : yaitu tempat-tempat yang pararelnya sama terletak pada satu garis lurus.
Pararel dan meridian sering dapat di hapuskan dan hanya diberi angka pada bagian tepi bingkai gambar hasil proyeksi.
c.      Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian dibuka, sehingga bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambarkan daerah-daerah di lintang 450.
d.      Proyeksi unik adalah suatu cara memproyeksikan bumi yang lengkung menuju bidang datar dari hasil pengembangan para ahli.
Beberapa contoh proyeksi Unik adalah
a.      Proyeksi homolografik Mollweide. Dikembangkan oleh Karl.B. Mollweide pada tahun 1805.
b.      Proyeksi Homolosin Goode.
Dikembangkan oleh Dr. Paul Goode pada tahun 1923.
c.        Proyeksi Eckart IV.
Dikembangkan oleh Prof. Max Eckart

Tidak ada komentar:

Posting Komentar